PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN BELAJAR SISWI DALAM PEMBELAJARAN PAI SMK AL MAHRUSIYAH
Egintya
Hayuningtyaas
NPM
: 170108724
Prodi
PAI Fakultas Tarbiyah IAI Tribakti
Email
: Egintya hayuning12@gmail.com
ABSTRAK
Pendidikan Agama Islam adalah usaha maksimal untuk menentukan kepribadian
siswa. Dan bagai mana agar siswa itu ketika kegiatan belajar dan mengajar
berlangsung siswa itu tidak monoton dan pada akhirnya siswa merasakan bosan. Hal
ini berarti pendidikan islam memerlukan metode pembelajaran untuk
mensuseskannya sebuah pembelajaran. Metode diskusi adalah salah satu metode
yang dapat digunakan dalam pembelajaran PAI, karena dengan metode diskusi siswa
dapat mempelajari sesuatu melalui berdiskusi dengan teman sekelompoknya namun
tetap ada bimbingan dari seorang guru. Dan siswa juga bebas berargumentasi
sesuai apa yang ia janggalkan dalam materi yang didiskusikan. Penelitian ini
dilakukan agar para siswa antusias ketika kegiatan belajar dan mengajar PAI di
SMK AL MAHRUSIYAH sedang berlangsung. Dan untuk mengetahui apa faktor
penghambat ketika menerapkan metode diskusi pada pembelajaran PAI di SMK AL
MAHRUSIYAH. Untuk mengetahui metode diskusi ini membuat para siswa antusias
atau tidak adalah ketika para siswa kelas
XI TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) yang berjumlah 12 siswi dan di
bagi menjadi 3 kelompok dan salah satu dari kelompok mempresentasikan apa yang
mereka diskusikan dan para siswa begitu antusias mengargumenkan apa yang mereka
diskusiakan. Hasil pengamatan adala nilai pada setiap kelompoknya
masing-masing.
Kata Kunci: Metode Diskusi dan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan perpaduan yang harmonis antara kegiatan pengajaran
yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam
kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa,
interaksi antara guru dan murid, maupun interaksi antara murid dengan sumber
belajar. Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut, murid dapat membangun
pengetahuan secara aktif,
Pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat
memotivasi peserta didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pelaksanaan pembelajaran merespons jauh lebih cepat berbagai perkembangan
informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan relevansi program pembelajaran, dengan keadaan dan kebutuhan
sekarang dan masa yang akan datang.[1]
Metode diskusi merupakan suatu alat yang digunakan dalam proses belajar
dan sebagai bahan ajar dan landasan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media
diskusi merupakan alternatif pilihan untuk menyampaikan bahan pelajaran. Metode
diskusi sering kali digunakan guru dalam mengajar untuk satu pokok bahasan.
Metode diskusi juga merupakan suatu cara menyampaikan pelajaran dimana guru
bersama-sama murid mencari jalan pemecahan atas persoalan yang dihadapi. Para
siswa dihadapkan pada suatu masalah, dan yang didalam pemecahan masalah
alternatif. Dari bermacam-macam kesimpulan dikemukakan satu jawaban yang logis
dan tepat jawaban ini melalui mufakat dan mempunyai argumentasi yang kuat.
Kebaikan metode diskusi antara lain dikemukakan oleh sutomo dalam
Surachmad (1997: 15). Pertama; Siswa mendapat kesempatan mengemukakan
ide-idenya atau pola pikirnya dan mempertahankannya dengan argumentasi yang
dapat dipertanggung jawabkan. Kedua; Dalam diskusi setiap anak mendapat
kesempatan untuk mengembangkan gagasannya terhadap masalah yang dihadapinya.
Tiga; Hasil belajar melalui diskusi fungsional, sebab corak dan sifat
masalahnya yang didiskusikan ada dalam masyarakat. Empat; Mengembangkan cara
berpikir siswa yang logis, kritis dan sikap menghargai pendapat orang lain.
Metode diskusi juga merupakan suatu alat yang digunakan dalam proses
belajar dan sebagai bahan ajar dan landasan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Media diskusi merupakan alternatif pilihan untuk menyampaikan bahan pelajaran.
Metode diskusi sering kali digunakan guru dalam mengajar untuk satu pokok
bahasan. Metode diskusi juga merupakan suatu cara menyampaikan pelajaran dimana
guru bersama-sama murid mencari jalan pemecahan atas persoalan yang dihadapi.
Para siswa dihadapkan pada suatu masalah, dan yang didalam pemecahan masalah
alternatif. Dari bermacam-macam kesimpulan dikemukakan satu jawaban yang logis
dan tepat jawaban ini melalui mufakat dan mempunyai argumentasi yang kuat.[2]
METODE DISKUSI
Pengertian
Metode
Secara etimologi kata metode berasal dari
bahasa Greek yang terdiri dari “meto” yang berarti jalan yang dilalui. Begitu
juga yang dikemukakan oleh Armai Arief
bahwa istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini
terdiri dari dua suku kata, yaitu: “metha” yang berarti melalui atau melewati
dan “hodos” yang berarti jalan atau cara[3]. Dalam bahasa Arab metode
disebut “thariqat”.[4]
Pengertian
Diskusi
Kata “diskusi” menurut Armai Arief berasal dari
bahasa latin, yaitu, “discussus” yang berarti “to examine”. “Discussus” terdiri
dari akar kata “dis” dan “cuture”. “Dis” artinya terpisah, sementara, “cuture”
artinya menggoncang atau memukul. Secara etimologi, “discuture” berarti suatu
pukulan yang memisahkan sesuatu. Atau dengan kata lain membuat sesuatu menjadi
jelas dengan cara memecahkan atau menguraikannya (to clear away by breaking up
or cuturing). Secara umum pengertian diskusi adalah suatu proses yang
melibatkan dua individu atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling
berhadapan, saling tekar informasi (information sharing), saling mempertahankan
pendapat (self maintenance) dalam memecahkan sebuah masalah tertentu (problem
solving).[5]
Menurut Ahmad Sabri (2007:54) menyatakan bahwa : “Diskusi
suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu
masalah dengan maksud untuk mendapat
pengertian bersama yang lebih jelas dan
lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk menampung
keputusan bersama. Dalam diskusi, tiap orang diharapkan memberikan sumbangan
sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam suatu
keputusan atau kesimpulan.[6]
Macam-Macam
Metode Diskusi
Untuk dapat malaksanakan
diskusi di kelas, seorang Guru harus mengetahui terlebih dahulu tentang
jenis-jenis diskusi, sehingga dalam pelaksanaannya dapat menyesuaikan jenis
diskusi apa yang akan digunakan. Ditinjau dari sudut formalitas dan jumlah
peserta yang mengikutinya, Menurut
Zakiyah Daradjat (1995 : 293- 294) Metode diskusi yang dilakukan guru dalam
membimbing belajar siswa dibagi dalam beberapa jenis, antara lain:
a.
Diskusi Formal
Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga
pemerintahan atau semi pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu adanya
ketua dan penulis serta pembicara yang diatur secara formal, contoh: sidang DPR
9.14.[7] Sedangkan menurut M. Syah,
aturan yang dipakai dalam diskusi ini ketat dan rapi. Jumlah peserta umumnya lebih banyak bahkan dapat melibatkan
seluruh siswa kelas. Ekspresi spontan dari peserta biasanya dilarang sebab tiap
peserta yang akan berbicara harus dengan izin moderator untuk menjamin
ketertiban diskusi.
b.
Diskusi non formal
Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari
pada diskusi diskusi lainnya, karena sifatnya yang tidak resmi. Penerapannya
bisa dalam diskusi keluarga, dan dalam belajar mengajar dilaksanakan dalam
kelompok-kelompok belajar dimana satu sama lain bersifat “Face to face
relationship”.
c.
Diskusi panel
Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta,
yaitu: peserta aktif dan non aktif. Peserta aktif langsung melibatkan diri
dalam diskusi, sedangkan peserta non aktif hanya menjadi pendengar. Adakalanya
peserta non aktif ini terdiri dari beberapa kelompok yang memiliki wakil-wakil
yang ditugasi berbicara atas nama kelompoknya.
d.
Diskusi dalam bentuk Symposium
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal
lainnya, hanya saja diskusi symposium disampaikan oleh seorang pemrasaran atau
lebih (umumnya lebih). Pemrasaran secara bergiliran menyampaikan uraian
pandangannya mengenai topik yang sama atau salah satu dari topik yang sama
tersebut. Dan diskusi symposium ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu.[8]
Kelebihan
dan Kelemahan metode diskusi
Sama halnya dengan metode – metode laian yang biasa
digunakan dalam pelajaran dalam pembelajaran. metode diskusi juga memliki
kelebihan dan kelemahan, adapun kelebihan metode diskusi yaitu :
Pertama, Metode diskusi merangsang peserta didik untuk lebih kreatif
khususnya dalam memberikan gagasan dan ide- ide. Kedua, dapat melatih
untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan. Ketiga,
diskusi dapat melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat atau gagasan
secara verbal. Keempat, diskusi juga bisa melatih peserta didik bersikap
menghargai pendapat orang lain. Kelima, dengan Diskusi mampu memperluas
wawasan peserta didik. Keenam, metode
diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.[9]
Ketujuh, Metode
diskusi juga sangat baik digunakan karena adanya rasa saling bekerja sama dan
saling menghargai antar siswa, sehingga termotivasi siswa belajar.[10]
Sedangkan
kelemahan metode diskusi menurut Wina Sanjaya ( 2010:156) juga , Pertama Sering
terjadi Kerancuan mengutarakan pendapat. Kedua, kadang- kadang pembahasan dalam
diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur. Ketiga, memerlukan waktu
yang cukup panjang, yang kadang- kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Keempat, dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang terkontrol. Akibatnya, terkadang ada pihak yang merasa
tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
terdiri dari perencanaan mengajar, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil belajar
yang dperoleh siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Hasi belajar
berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru seperti yang
terlihat di pembahasan.
Pembahasan
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan Sekolah
yang berbasis teknologi yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam
bidang tertentu sesuai dengan kompetensi dan standar kinerja yang
dipersyaratkan, dituntut untuk memiliki keterampilan yang berkualitas dalam
memasuki dunia kerja serta mampu mengembangkan sikap yang profesional dalam
bidangnya. Sesuai dengan visi SMK Al-Mahrusiyah Visi Sekolah adalah imajinasi
moral yang dijadikan dasar atau rujukan dalam menentukan tujuan atau keadaan
masa depan sekolah yang secara khusus diharapkan oleh Sekolah.
Sekolah Menengah Kejuruan Al-Mahrusiyah adalah
sekolah yang telah mulai menggunakan sistem Kurikulum 2013. Penerapan di SMK diberlakukan
bagi seluruh siswa, baik di kelas I, II, dan III. Ini menunjukkan bahwa proses
pembelajaran lebih ditekankan pada aspek kompetensi dan keterampilan. Namun
demikian, dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di SMK Al Mahrusiyah yang
berbasis pondok pesantren tampak kurang maksimal. Hal tersebut dapat dilihat
dari kurangnya bisa membagi waktu antara sekolah dan pondok dan kurangnya
antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan belajar.
Metode diskusi kelompok dimungkinkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, oleh karena itu peneliti menganggap
pentingnya dilakukan observasi dengan menggunakan metode diskusi yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa selain itu juga dapat menimbulkan kepercayaan
diri dan kreativitas siswa dalam kegiatan mendiskusikan masalah secara
bersama-sama. Selain itu juga dengan menggunakan metode diskusi hasil belajar
siswa lebih terlihat jelas dengan pendapat dan argumentasi yang akan diberikan
kelompok lain, kemudian dengan diskusi masukan dari setiap kelompok akan mampu memecahkan
masalah secara bersama-sama dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Lokasi penelitian observasi
dilakukan di SMK Al – Mahrusiyah tepatnya di Jl. Ngampel Raya, Kelurahan
Ngampel, Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Penelitian dilakukan pada tanggal 13
April 2019 pada akhir semester genap tahun ajaran 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
XI TKJ ( Teknik Komputer dan Jaringan ) bagian A atau bisa disebut bagian kelas
putri di SMK Al- Mahrusiyah Kediri pada tahun ajaran 2018/2019. Subjek penelitian
dibagi menjadi empat kelompok, yang terdiri dari tiga orang per kelompok masing
– masing.
Karena penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa antusias para siswa kelas XI di sekolah SMK Al Mahrusiyah.
Bentuk penelitian ini dengan mengobservasi proses belajar mengajar untuk
memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran yang di lakukan. Penelitian ini
dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al Mahrusiyah Kelurahan Ngampel
Mojoroto dengan pelaksanaan kegiatan di
dalam kelas, Subyek dalam penelitian ini
adalah siswi kelas XI TKJ ( Teknik
Komputer dan Jaringan ) Smk Al
Mahrusiyah dengan materi PAI Bab Maumalah yang berjumlah 12 siswi dan 1 orang
guru.
Alat pengumpul data yang digunakan berupa
lembar observasi. Lembar observasi terdiri dari perencanaan mengajar guru,
lembar untuk pelaksanaan mengajar guru. Sedangkan untuk hasil belajar
menggunakan evaluasi yang berbentuk pengsayaan atau tes tulis. Dari alat
tersebut dapat menggambarkan hasil dari penelitian yang dilakukan.
Terkait dengan sebelum dilakukannya metode
diskusi dalam pembelajaran PAI di kelas
XI TKJ ( Teknik
Komputer dan Jaringan ) Smk Al
Mahrusiyah adalah bagaimana kesiapan dari guru dan murid dengan akan
diadakannya penelitian. Dan bagaimana srana dan prasarana di sekitar kelas maupun
luar kelas agar penelitian observasi ini berjalan dengan lancar.
Langkah
awal yang dilakukan pada tahap ini adalah guru memulai pelajaran dengan
memberikan salam dan mengajak siswa membacakan doa sebelum belajar. Kemudian
guru mengabsen kehadiran siswa. Sebelum menerapkan pembelajaran dengan metode
diskusi, guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan memberikan motivasi untuk
membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Kemudian guru membagi kelompok. Di kelas XI ini di bagi
menjadi 4 kelompok yang brisikan 3 anggota karena hanya ada 12 siswi dalam satu
kelas. Guru memberi materi yang sama ke pada
setiap kelompok untuk didiskusikan dan menjelaskan dan memberikan materi secara
sederhana tentang “ Muamalah ”. Kemudian guru menjelaskan maksud pembelajaran
dan tugas apa saja yang mereka lakukan di dalam kelompok masing-masing.
Kemudian guru membagi LKS (Lembar Keja Siswa)
kepada masing-masing kelompok dan menyuruh masing-masing kelompok untuk
berdiskusi dengan anggota kelompok. Setelah itu dari apa yang mereka diskusikan guru
menanyai setiap kelompok apa yang mereka janggalkan pada materi yang mereka
diskusikan tadi. Dan disitu para siswa antusias untuk bertanya tentang
kejanggalan apa yang mereka diskusikan. lalu dilanjutkan dengan tanya jawab
tentang hasil presentasi setiap kelompok guru memberikan apresiasi kepada
setiap kelompok yang telah maju dengan penilaian. Di akhir pembelajaran guru
memberikan evaluasi berupa tes tulis untuk melihat hasil pengetahuan siswa
sesudah pembelajaran dengan metode diskusi. Dan guru
mengahiri pembelajaran dengan memberi semangat dan memotivasi para siswa agar selalu antusias dalam
kegiatan belajar dan menagjar dan di akhiri dengan ber do’a dan salam.
Langkah-Langkah
Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan/ Kegiatan Awal (10 menit)
1) Guru membuka
pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta
didik dengan penuh khidmat;
2)
Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk peserta didik.
3)
Guru memberikan motivasi dan mengajukan
pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran.
4)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b.
Kegiatan Inti (25 menit)
1)
Guru mengamati kesiapan siswa untuk melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi.
2)
Guru memulai dengan menanyai dan memivotivasi siswa
tentang mmateri yang akan didiskusikan yaitu muamalah.
3)
Guru meminta peserta didik
untuk membentuk 3 kelompok, jumlah anggota kelompok disesuaikan dengan
jumlah peserta didik.
4)
Guru membagikan lembaran materi kepada setiap kelompok
untuk didiskusikan.
5)
Sebelum diskusi dimulai, guru menjelaskan
point-point penting yang didiskusikan.
6)
Guru meminta pewakilan dari tiap kelompok untuk menyampaikan
hasil diskusi dan dipresentasikan.
7)
Guru mempersilahkan kepada setiap kelompok untuk
bertanya ke pada perwakilan kelompok yang presentasi.
8)
Guru meluruskan atau mengklarisifikasi.
c.
Penutup (10 menit)
1)
Guru bersama-sama para peserta didik melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2)
Guru bersama-sama peserta
didik menutup pelajaran dengan berdo’a dan memberi salam.
HASIL PENGAMATAN DISKKUSI
NO
|
KELOMPOK
|
PENILAIAN
|
||||
PEMAHAMAN MATERI
|
KEAKTIFAN
|
KERAPIAN PRESENTASI
|
JUMLAH
|
RATA''
|
||
1
|
KELOMPOK 1
|
90
|
80
|
85
|
255
|
85
|
2
|
KELOMPOK 2
|
70
|
80
|
80
|
230
|
77
|
3
|
KELOMPOK 3
|
80
|
80
|
90
|
250
|
83
|
4
|
KELOMPOK 4
|
80
|
80
|
75
|
235
|
78
|
NILAI MAX
|
85
|
|||||
NILAI MIN
|
77
|
Kriteria nilai:
A : 90 - 100
B : 70 - 89
C : 50 - 69
D : Kurang dari
50
DAFTAR
PUSTAKA
Arief Armai.,
Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Intermasa,
2002)
Ahmadi Abu, Metode
Khusus Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT. Bima Aksara, 1986)
Chandra Arvin
Nathanael.2006. Gambaran Perilaku dan Motivasi Pemain Online Games. Jurnal
Pendidikan Penabur - No.07 /Th.V/Desember 2006
Jurnal Taman Vokasi Vol. 5, No. 1, Juni 2017 Metode
Diskusi Macromedia Flash Untuk Peningkatan Hasil Belajar Alat Ukur Mekanik.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8ISSN
2354-614X “Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Murid
Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDN No. 2 Tamarenja Kecamatan Sindue Tobata”
https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+metode+penelitian&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart
Lamajau,
Eresia. Peningkatan Kemampuan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Sampaka
Kec. Bualemo Kab. Banggai Melalui Metode Diskusi Kelompok. Jurnal Kreatif
Tadulako Online Vol. 5 No. 1.
Nurhaidah, dan M. Insya Musa. 2017. Melalui
Metode Diskusi Kelompok Dapat MeningkatkanMotivasi Belajar Siswa Pada Bidang
Studi Matematika Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (Kpk) Di Kelas Iv Sd
Unggul Lampeuneurut Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Pesona Dasar. Vol. 5 No.2, Oktober 2017.
Sulistyaningsih
Yayuk Dan Widha Sunarno,
“Penggunaan Metode Diskusi Dan Demonstrasi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Dan Hasil Belajar Fisika Dengan Pendekatan Saintifik Materi Fluida Dinamis
Kelas Xi Ipa 3 Semester Genap Sma N 4 Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015” 6,
No. 3 (2017):
Yunus Mahmud,
Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989)
[1]
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8ISSN
2354-614X “Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Murid
Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDN No. 2 Tamarenja Kecamatan Sindue Tobata”.h.
12
[2] Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN
2354-614X “ Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Murid
Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDN No. 2 Tamarenja Kecamatan Sindue Tobata”.h.
13
[3]
Armai Arief., Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: PT.
Intermasa, 2002),hlm.40
[5]
Armai Arief. Op.Cit., hlm. 145
[6]
Lamajau, Eresia. Peningkatan Kemampuan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN
Sampaka Kec. Bualemo Kab. Banggai Melalui Metode Diskusi Kelompok. Jurnal
Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 1. H.202.
[7]
Abu Ahmadi, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT. Bima Aksara,
1986), hlm. 114
[8]
Arvin Nathanael Chandra.2006.
Gambaran Perilaku dan Motivasi Pemain Online Games. Jurnal Pendidikan Penabur -
No.07 /Th.V/Desember 2006. H. 7.
[9]Yayuk
Sulistyaningsih Dan Widha Sunarno, “Penggunaan Metode Diskusi Dan
Demonstrasi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Fisika Dengan
Pendekatan Saintifik Materi Fluida Dinamis Kelas Xi Ipa 3 Semester Genap Sma N
4 Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015” 6, No. 3 (2017): 100.
[10]
Nurhaidah, dan M.
Insya Musa. 2017. Melalui Metode Diskusi Kelompok Dapat Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Matematika Materi Kelipatan
Persekutuan Terkecil (Kpk) Di Kelas Iv Sd Unggul Lampeuneurut Kabupaten Aceh
Besar. Jurnal Pesona Dasar. Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 78-
92
Komentar
Posting Komentar