MEDIA MASA , SOSIAL MEDIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT
Egintya
Hayuningtyas
(Institut Agama
Islam Tribakti)
ABSTRAK
Perkembangan
teknologi informasi membawa sebuah perubahan dalam masyarakat. Lahirnya media
sosial menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran baik budaya,
etikan dan norma yang ada. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dengan
berbagai kultur suku, ras dan agama yang beraneka ragam memiliki banyak sekali
potensi perubahan sosial. Dari berbagai kalangan dan usia hampir semua
masyarakat Indonesia memiliki dan menggunakan media sosial sebagai salah satu
sarana guna memperoleh dan menyampaikan informasi ke publik. Berdasarkan
analisis yang sudah dilakukan maka dapat diketahui dampak positif dan negatif
penggunaan sosial media terhadap pendidikan akhlak anak. Sosial media merupakan
salah satu fenomena yang muncul seiring berkembangnya teknologi dan inovasi di
internet. Selain sebagai media baru dalam berinteraksi dan bersosialisasi,
sosial media juga memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap berbagai aspek,
seperti jurnalisme, public relations, dan pemasaran.[1]
Adapun dampak positif perkembangan sosial media terhadap pendidikan
akhlak anak diantaranya anak dapat beradaptasi, bersosialisasi dengan publik
dan mengelola jaringan pertemanan, serta membuat anak mudah menyelesaikan
tugas-tugasnya, sedangkan dampak negatif perkembangan sosial media terhadap
pendidikan akhlak anak sangat banyak diantaranya dapat membuat kelalaian pada
anak sehingga anak-anak kurang displin dan bersifat malas, membuat anak-anak
dengan mudah untuk menyontek karya-karya orang lain, tidak sopan baik dalam
berpakaian maupun berbicara, sering bertengkar akibat adeganadegan yang
berbahaya seperti adegan pornografi, kekerasan, peperangan dan lain sebagainya, serta membuat anak
bolos sekolah karena mereka merasa lebih nyaman berada di warnet dari pada
belajar di sekolah, bukan hanya itu sosial media juga membuat anakanak
menghabiskan uang jajan anak sehingga anak mengambil uang orangtuanya secara
diam-diam untuk mengaksesnya di warnet. Oleh
karena itu sosial media dapat menyebabkan kemorosatan pendidikan anak.
Pendahuluan
Setiap hari dimulai pagi, siang, sore dan
malam informasi seputar peristiwa berubah-ubah. Ada yang masih hangat, ada yang
sudah basi tapi ‘dihangatkan’ kembali, bahkan ada yang belum ada tapi sudah ada
berita kehangatan. Itu semua adalah karena adanya informasi yang muncul ke
hadapan kita semua baik melalui media seperti radio, televisi, internet,
whatsupp, blackburry atau aplikasi yang lain semacamnya.
Mencermati pemberitaan akhir-akhir ini tentang
kekerasan yang terjadi di masyarakat, tentulah sangat mengganggu dan
menimbulkan kekhawatiran yang tinggi. Pemberitaan tersebut hampir setiap waktu
diputar dan ditayangkan oleh media massa baik cetak maupun elektronik. Perilaku
menyimpang tersebut bermacam-macam dan diulas dari berbagai perspektif.
Media massa dalam hal ini ibarat pisau bermata
dua. Di satu sisi media memiliki beberapa fungsi positif, seperti; to inform,
to educate, akan tetapi di sisi lain informasi yang dihadirkan juga memiliki
efek negatif, bahkan bisa jadi pemicu
khalayak atau seseorang untuk melakukan hal yang sama dengan tayangan atau
informasi yang dilihat. Banyak teori
media massa yang membicarakan soal pengaruh media massa terhadap perilaku
masyarakat. Para peneliti percaya pada “peluru ajaib” teori pengaruh media
massa. Masyarakat diyakini sangat terpengaruh oleh pesan-pesan media karena
dianggap sangat kuat dalam membentuk opini masyarakat. Salah satu faktor yang
berpengaruh dalam penyebaran informasi adalah media massa. Melalui media,
kejadian di belahan dunia manapun dapat diakses oleh masyarakat di belahan
dunia lainnya. Karena media massa merupakan salah satu pusat informasi yang
tidak terbatas dalam arti dapat diakses oleh siapapun dan kapanpun maka
diperlukan sikap bijak dari masyarakat untuk mengolah dan menyaring informasi
yang tersaji[2].
Menurut John Vivian[3] media
massa telah merasuk (pervasipe) ke dalam kehidupan modern. Jutaan warga Amerika
setiap pagi menggunakan media masa dengan mendengarkan siaran radio. Tokoh
politisi menghabiskan sebagian besar dana kampanyenya melalui media massa
dengan iklan televisi untuk menjaring pemilih. Bahkan perekonomian negara AS
menurut John Vivian tergantung kepada iklan (advertising) untuk menciptakan
pangsa pasar yang besar. Menurut John Vivian, jika kita renungkan bahwa:
1. Melalui media massa kita mengetahui hampir segala sesuatu yang kita tahu
tentang dunia di luar lingkungan dekat kita. Apa yang kita ketahui tentang
Baghdad dan badai Katrina atau super bowl jika tidak ada koran, televisi, dan
media massa lainnya.
2. Warga yang berpengetahuan (informed) dan aktif sangat mungkin terwujud di
dalam demokrasi modern hanya jika media massa berjalan dengan baik.
3. Orang membutuhkan media massa untuk mengekpresikan ide-ide mereka ke
khalayak luas. Tanpa media massa gagasan anda hanya akan sampai ke orang-orang
yang dekat saja.
4. Negara-negara kuat menggunakan media massa untuk menyebarkan ideologinya
dan untuk tujuan komersial. Media massa adalah alat utama para propagandis.
Pengertian Media
Sosial
Media sosial adalah sebuah media online,
dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia[4].
Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung
interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Andreas Kaplan dan Michael
Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis
internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”. Jejaring sosial
merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian
terhubung dengan temanteman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring
sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional
menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan
internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi
dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta
membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah
sekelompok individu yang tinggal dalam suatu tempat tertentu,
saling berinteraksi dalam waktu
yang relatif lama, mempunyai adat-istiadat dan
aturanaturan tertentu dan lambat laun membentuk sebuah kebudayaan. Masyarakat
juga merupakan sistem sosial yang terdiri dari sejumlah komponen struktur
sosial yaitu: keluarga, ekonomi, pemerintah, agama, pendidikan, dan lapisan
sosial yang terkait satu sama lainnya, bekerja secara bersama-sama, saling berinteraksi,
berelasi, dan saling ketergantungan (Jabrohim, 2004: 167).
Menurut Mac Iver dan Page dalam Soekanto masyarakat ialah
suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara
berbagai kelompok dan penggolongan dan pengawasan tingkah laku serta kebebasankebebasan
manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat.
Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial, dan masyarakat selalu berubah
(Soekanto, 2007: 22).
Menurut Mac Iver dan Charles dalam Soekanto unsur-unsur
perasaan masyarakat antara lain adalah seperasaan, sepenanggungan dan saling
memerlukan, sedangkan tipe-tipe masyarakat menurut Kingley Davis dalam Soekanto
(2007: 134-135) ada empat kriteria yaitu: 1) Jumlah penduduk. 2) Luas, kekayaan
dan kepadatan penduduk daerah pedalaman. 3) Fungsi-fungsi khusus masyarakat
setempat terhadap seluruh masyarakat. 4) Organisasi masyarakat yang
bersangkutan.
Pengaruh Media Terhadap Perilaku Masyarakat
Perilaku seseorang yang di publikasi oleh media kadang
dapat mendorong orang lain untuk melakukan tindakan mengadopsi perilaku
tersebut. Tindakan menduplikasi apa yang dilihat di media bukan melulu
dilakukan oleh anak-anak melainkan juga orang dewasa. Media massa terutama televisi memiliki dampak
yang kuat dalam penyebaran dan mempengaruhi persepsi serta perilaku masyarakat.
Hal tersebut diapaparkan dalam teori dampak media sebagai berikut. Teori Dampak yang Kuat ( The powerfull-
effects models) menyatakan bahwa dalam keadaan-keadaan tertentu, media massa
bisa mempunyai dampak yang signifikan pada sejumlah besar orang. Model ini
disajikan oleh Elisabeth Noelle Neumann dalam artikelnya, “Kembali ke Konsep
Media Massa yang Kuat” (1973). Teori spiral kesunyian (spiral of silence)
miliknya sesuai dengan model dampak yang kuat[5].
Tiga penelitian lain yang juga mengindikasikan dampak
yang kuat yang disebabkan oleh media massa dilaksanakan oleh Mendelsohn (1973);
Maccoby dan Furquhar (1975); dan Ball Rokeach, Rokeach, dan Grube (1984)
(Severin, Teori Komunikasi, h. 315) Media massa merupakan sesuatu yang akrab
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Baik itu media cetak maupun elektronik.
Kehadrannya menjadikan suplemen tersendiri terutama bagi masyarakat dengan
mobilitas tinggi. Kehadiran media masa dapat dijadikan sebagai hiburan
sebagaimana dijelaskan oleh Devito di atas. Artinya, kebutuhan masyarakat
terhadap media massa sangat tinggi. Jika merujuk pada hasil penelitian tentang
seberapa tinggi intensitas masyarakat dalam menonton televisi maka dapat
dilihat bahwa masyarakat memiliki kecenderungan yang besar dalam mengakses
informasi melalui televisi.
Tingginya intensitas masyarakat dalam menonoton televisi
di beberapa negara menunjukkan bahwa keberadaan media terutama televisi amatlah
sangat dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sisi fungsinya, baik
fungsinya to educate atau mendidik, to inform atau memberikan informasi, maupun
fungsi yang teringan yaitu to entertaint atau memberikan hiburan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Dampak Positif
Dan Negative Media Social Terhadap Masyarakat
Dampak positif
penggunaan media sosial secara nyata telah membawa pengaruh terhadap perubahan
sosial masyarakat kearah yang lebih baik tetapi dampak negatif cenderung
membawa perubahan sosial masyarakat yang menghilangkan nilai – nilai atau norma
di masyarakat Indonesia. Dengan hadirnya media sosial sebagai teknologi baru,
tentu saja cara hidup manusia juga akan mengalami perubahan. Beberapa perubahan
adalah semakin efektif dan efisiennya manusia dalam memperoleh informasi tidak
terhalang waktu, tempat dan biaya yang tidak terlalu mahal. Perubahan-perubahan
dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap
keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial dan segala bentuk perubahanperubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap
dan pola perilaku diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Masyarakat
dapat berkomunikasi langsung dengan presiden melalui media sosial guna
menyampaikan saran kritik dan ide yang membangun. Jika dalam metode
konvensional masyarakat harus menjadi wakil rakyat / anggota DPR terlebih
dahulu dan atau melakukan demonstrasi didepan istana kepresidanan guna
menyampaikan aspirasi, sekarang cara tersebut cenderung ditinggalkan. Dari sisi
ekonomi semakin tingginya minat masyarakat terhadap media sosial, tidak sedikit
masyarakat kita memperoleh keuntungan dengan berbisnis melalui media sosial.
Maka masyarakat akan semakin tergantung dengan media sosial, dan hal ini akan
mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari. Mengakses media sosial setiap saat
telah menjadi kebutuhan manusia yang baru untuk selalu mengupdate informasi
karena media sosial telah menjadi sumber informasi yang lebih aktual
dibandingkan media lainnya.
Dampak positif dari media sosial adalah:
1.
Memudahkan
kita untuk berinteraksi dengan banyak orang Dengan media sosial, kita dapat
dengan mudah berinteraksi dengan siapa saja termasuk artis favorit kita yang
juga menggunakan media sosial terkenal seperti Facebook dan Twitter.
2.
Memperluas
pergaulan Media sosial membuat kita bisa memiliki banyak koneksi dan jaringan
yang luas. Tentu saja hal ini berdampak positif bagi orang yang ingin mendapatkan
teman atau pasangan hidup dari tempat yang jauh atau negara asing.
3.
Jarak
dan waktu bukan lagi masalah Di era media sosial seperti sekarang ini, hubungan
jarak jauh bukan lagi halangan besar karena kita tetap dapat berinteraksi
dengan orang lain kapan saja walaupun dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh.
4.
Lebih
mudah dalam mengekspresikan diri Media sosial memberikan sarana baru bagi
manusia dalam mengekspresikan diri. Orang biasa, orang pemalu, atau orang yang
selalu gugup mengungkapkan pendapat di depan umum akhirnya mampu menyuarakan
diri mereka secara bebas.
5.
Penyebaran
informasi dapat berlangsung secara cepat Dengan media sosial, siapapun dapat
menyebarkan informasi baru kapan saja, sehingga orang lain juga dapat
memperoleh informasi yang tersebar di media sosial kapan saja[6].
Pengaruh
negatif terhadap perubahan sosial masyarakat diantaranya: sering terjadi
konflik antar kelompok – kelompok tertentu dengan berlatar belakang suku, ras
maupun agama. Mengatasnamakan agama, kelompok tertentu memiliki pengikut dengan
jumlah yang banyak pada media sosial cenderung memanfaatkan momen tertentu
untuk menggerakkan massa dalam kegiatan tertentu. Secara langsung media sosial
berpengaruh terhadap terbentukknya kelompok – kelompok sosial tersebut dengan
menanamkan prinsip, nilai dan akidah tertentu untuk menjadi perubah sistem.
Bahkan dengan media sosial kelompok – kelompok tersebut dengan mudah
mempengaruhi kondisi stabilitas sebuah negara. Ada pula berlatar belakang
kesenjangan sosial yang sering mengundang komentar dan berujung konflik. Pola
perilaku masyarakat yang menyimpang juga sering di blow up pada media sosial
seperti grop / komunitas penyuka sesama jenis seperti kaum gay dan lesbian.
Jika dilihat dari sisi interaksi sosial pengaruh perubahan sosial di masyarakat
terjadi karena semakin mudahnya manusia berinteraksi melalui media sosial, maka
interaksi sosial di dunia nyata akan turut berkurang. Manusia tidak perlu lagi
saling bertemu secara langsung untuk berkomunikasi, sehingga hal ini akan
membentuk pola hidup masyarakat yang semakin tertutup.
Dampak negatif dari media sosial adalah :
1.
Menjauhkan
orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya. Orang yang terjebak dalam media
sosial memiliki kelemahan besar yaitu berisiko mengabaikan orang-orang di
kehidupannya sehari-sehari.
2.
Interaksi
secara tatap muka cenderung menurun Karena mudahnya berinteraksi melalui media
sosial, maka seseorang akan semakin malas untuk bertemu secara langsung dengan
orang lain.
3.
Membuat
orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet Dengan kepraktisan dan
kemudahan menggunakan media sosial, maka orang-orang akan semakin tergantung
pada media sosial, dan pada akhirnya akan menjadi kecanduan terhadap internet.
4.
Rentan
terhadap pengaruh buruk orang lain
5.
Kemerosotan
moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.
6.
Kenakalan
dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya
kewibawaan tradisitradisi yang ada di masyarakat, kenakalan dan tindak menyimpang
di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya,
seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan .
7.
Pola
interaksi antarmanusia yang berubah. Kehadiran komputer maupun telpon genggam
pada kebanyakan rumah tangga golongan mengah ke atas telah merubah pola
interaksi keluarga[7].
Masih banyak lagi dampak khusus yang
ditimbulkan seiring perkembangan perangkat teknologi yang ada beserta
aplikasinya dan disini kita akan mengkaji hal-hal apalagi yang menjadi dampak
positif maupun negatif dari sosial media terutama dalam perubahan anakanak
dalam bersosial di lingkungan mereka di sekolah maupun di lingkungan rumah.
Sebenarnya
dampak sosial media bisa menjadi positif ataupun negatif tergantung bagaimana
para guru atau pendidik maupun orang tua anak mengarahkan. Manajemen penggunaan
sosial media dari segi tanggung jawab dan waktu penggunaan tersebut sangatlah
penting sehingga butuh banyak peran seluruh masyarakat terutama orang dewasa
untuk bisa membimbing anak anak dalam usia sekolah dasar tersebtu.
Kesimpulan
Maka dapat di
ambil kesimpulan dari uraian di atas media social dalah Perkembangan teknologi informasi
membawa sebuah perubahan dalam masyarakat. Lahirnya media sosial menjadikan
pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran baik budaya, etikan dan norma
yang ada. Setiap hari dimulai pagi, siang, sore dan malam informasi seputar peristiwa
berubah-ubah.
Media sosial adalah sebuah media online,
dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.Menurut pendapat lain Media Sosial adalah media online yang mendukung interaksi
sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah
komunikasi menjadi dialog interaktif. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk
berpertisipasi dengan memberi komentar secara terbuka, serta membagi informasi dalam
waktu yang cepat dan tak terbatas.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang tinggal dalam suatu tempat tertentu,
saling berinteraksi dalam waktu
yang relatif lama, mempunyai adat-istiadat dan
aturanaturan tertentu dan lambat laun membentuk sebuah kebudayaan. . Dengan hadirnya media sosial
sebagai teknologi baru, tentu saja cara hidup manusia juga akan mengalami
perubahan. Beberapa perubahan adalah semakin efektif dan efisiennya manusia
dalam memperoleh informasi tidak terhalang waktu, tempat dan biaya yang tidak
terlalu mahal termasuk didalamnya
nilai-nilai, sikap dan
pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Masyarakat
dapat berkomunikasi langsung dengan presiden melalui media sosial guna
menyampaikan saran kritik dan ide yang membangun.
Dampak positif
penggunaan media sosial secara nyata telah membawa pengaruh terhadap perubahan
sosial masyarakat kearah yang lebih baik tetapi dampak negatif cenderung
membawa perubahan sosial masyarakat yang menghilangkan nilai – nilai atau norma
di masyarakat Indonesia.
Pengaruh
negatif terhadap perubahan sosial masyarakat diantaranya: sering terjadi
konflik antar kelompok – kelompok tertentu dengan berlatar belakang suku, ras
maupun agama. Mengatas namakan agama,Sebenarnya dampak sosial media bisa
menjadi positif ataupun negatif tergantung bagaimana para guru atau pendidik
maupun orang tua anak mengarahkan. Manajemen penggunaan sosial media dari segi
tanggung jawab dan waktu penggunaan tersebut sangatlah penting sehingga butuh
banyak peran seluruh masyarakat terutama orang dewasa untuk bisa membimbing
anak anak dalam usia sekolah dasar tersebtu.
DAFTAR PUSTAKA
Anang Sugeng
Cahyono, Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat di
Indonesia
Eisenstadt, S.N., 1986. Revolusi dan Transformasi Masyarakat.
Rajawali. Jakarta.
Ilah Holilah
Dosen Tetap Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten Vol. 3
No. 1, Januari-Juni 2016 Jurnal Studi Gender dan Anak
John Vivian, Teori
Komunikasi Massa, Edisi kedepalan, Kencana Prenada Media Group, 2008
Mendelsohn (1973); Maccoby dan Furquhar (1975); dan Ball Rokeach, Rokeach,
dan Grube (1984) (Severin, Teori Komunikasi, )
Nasrullah,
Rulli. 2015. Media Sosial :Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi.
Jakarta: Simbiosa Rekatama Media
Naturalistic:
Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 1, 2 (April 2017)
http://ptkomunikasi.wordpress.com/2012/06/11/pengertian-media-sosialperan-serta-fungsinya/.
[1]
Nasrullah,
Rulli. 2015. Media Sosial :Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi.
Jakarta: Simbiosa Rekatama Media. Hlm. 1.
[2] Ilah
Holilah Dosen Tetap Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin
Banten Vol. 3 No. 1, Januari-Juni 2016 Jurnal Studi Gender
dan Anak hlm 104
[4] Anang Sugeng Cahyono, Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan
Sosial Masyarakat di Indonesia hlm 143
[5]
Mendelsohn (1973); Maccoby dan Furquhar (1975); dan Ball
Rokeach, Rokeach, dan Grube (1984) (Severin, Teori Komunikasi, h. 315)
[6] Anang Sugeng Cahyono, Pengaruh Media Sosial
TerhadapPerubahan Sosial Masyarakat di Indonesia hlm 154
[7]
Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitian
Pendidikan dan Pembelajaran 1, 2 (April 2017): hlm 118-123
Komentar
Posting Komentar